BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Permasalahan
kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan
belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diketahui penyebab kematian di Indonesia
untuk semua umur, telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit
tidak menular, yaitu penyebab kematian pada untuk usia > 5 tahun, penyebab
kematian yang terbanyak adalah stroke, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Hasil
Riskesdas 2007 juga menggambarkan hubungan penyakit degeneratif seperti
sindroma metabolik, stroke, hipertensi, obesitas dan penyakit jantung dengan
status sosial ekonomi masyarakat (pendidikan, kemiskinan, dan lain-lain).
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap
individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri
menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang
sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.
Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan
adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Untuk
mencapai upaya tersebut Departemen Kesehatan
RI menetapkan visi pembangunan
kesehatan yaitu “Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”. Strategi yang
dikembangkan adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat,
berupa memfasilitasi percepatan dan pencapaian derajat kesehatan
setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di
tingkat desa yang disebut dengan Desa Siaga.
Desa siaga
adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan secara mandiri. Pada intinya, desa siaga adalah memberdayakan
masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Untuk dapat danmampu hidup
sehat, masyarakat perlu mengetahui masalah-masalah dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatannya, bak sebagai individu, keluarga, ataupun sebagai
bagian dari anggota masyarakat.
Beberapa
determinan yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat adalah keturunan
(heredity), keadaan gizi, gaya
hidup, akses pelayanan kesehatan dan lingkungan fisik dan nonfisik. Heredity
memegang peran dalam penentuan sifat dan karakteristik fisiologis seorang
individu, seperti postur tubuh, warna kulit dan golongan darah. Lingkungan
fisik meliputi lingkungan yang ada di sekitar manusia, seperti udara yang kita
hirup, darat dan laut sebagai sumber kehidupan, termasuk rumah dan fasilitasnya
serta ketersediaan pelayanan umum (air bersih, listrik dan jalan raya). Sedangkan
faktor budaya akan mempengaruhi sikap masyarakat terhadap hidup sehat dan
kesehatan secara keseluruhan.
Seiring dengan program
Desa Siaga yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan RI, pendidikan dan
profesi keperawatan telah menerapkan standar perawatan komunitas yang mencakup
berbagai unsur dan komponen seperti yang ada pada konsep Desa Siaga. Perawatan
kesehatan masyarakat diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
populasi dimana prakteknya tersebut bersifat umum dan komprehensif yang
ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang memiliki
kontribusi bagi kesehatan, pendidikan kesehatan dan manajemen serta koordinasi
dan kontinuitas pelayanan holistik. Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula
dari perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat diantaranya berkaitan
dengan masalah kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak, kesehatan remaja serta
kesehatan lanjut usia (lansia),maupun pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
yang masih sangat rendah seperti pemeriksaan kesehatan, kehamilan, imunisasi,
posyandu dan lain sebagainya.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas , maka rumusan masalah yang kami kemukakan dalam makalah ini adalah :
1.
Apa
pengertian Desa siaga ?
2.
Apa
tujuan dari Desa siaga ?
3.
Apa
saja sasaran dari Desa siaga?
4.
Bagaimana
langkah-langkah pengembangan Desa Siaga?
5.
Bagaimana
pendekatan pengembangan Desa Siaga ?
6.
Apa
saja peran perawat dalam Desa Siaga?
1.3
TUJUAN UMUM
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Komunitas
IV serta untuk menambah pengetahuan tentang keperawatan Komunitas.
1.4
TUJUAN KHUSUS
Dari rumusan masalah di atas,
maka tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui pengertian Desa siaga
2.
Untuk
mengetahui tujuan dari Desa siaga
3.
Untuk
mengetahui Sasaran dari Desa
siaga
4.
Untuk
mengetahui Langkah-langkah pengembangan Desa siaga
5.
Untuk
mengetahui pendekatan pengembangan Desa siaga
6.
Untuk mengetahui peran perawat dalam Desa Siaga.
1.5 METODE
Dalam penyusunan makalah ini, metode yang kami gunakan yaitu metode
kepustakaan dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan baik
melalui media internet maupun materi kuliah yang diberikan oleh dosen
pembimbing/pengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desa
Siaga
Desa
siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki kemampuan
dalam menemukan permasalahan yang ada, kemudian merencanakan & melakukan
pemecahannya sesuai potensi yg dimilikinya, serta selalu siap siaga dalam
menghadapi masalah kesehatan , bencana , dan kegawatdaruratan
Desa
siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan(bencana
dan kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri. Desa siaga ini merupakan
program pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Desa yang
dimaksud dalam desa siaga adalah kelurahan / istilah lain bagi kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang untukmengatur
dan mengukur kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan RI.
Desa
Siaga adalah salah satu program Kementerian Kesehatan yang salah satu fokus
kegiatannya adalah mengurangi angka kematian Ibu, dengan meningkatkan peran
serta masyarakat setempat. Desa siaga adalah upaya bersama masyarakat untuk
mengatasi persoalan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.
Si (siap), yaitu pendataan dan mengamati seluruh
ibu hamil, siap mendampingi ibu, siap menjadi donor darah, siap memberi bantuan
kendaraan untuk rujukan, siap membantu pendanaan, dan bidan wilayah kelurahan
selalu siap memberi pelayanan.
A (antar), yaitu warga desa, bidan wilayah, dan
komponen lainnya dengan cepat dan sigap mendampingi dan mengatur ibu yang akan
melahirkan jika memerlukan tindakan gawat-darurat.
Ga (jaga), yaitu menjaga ibu pada saat dan setelah
ibu melahirkan serta menjaga kesehatan bayi yang baru dilahirkan.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa desa siaga adalah suatu keadaan dimana suatu desa
memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengenal, menghadapi dan mengatasi masalah
kesehatan secara mandiri baik bencana maupun kegawatdaruratan.
2.2
Tujuan Desa Siaga
- Tujuan Umum :
Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli,
dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan
di desanya.
- Tujuan Khusus :
- Optimalisasi peran PKD.
- Terbentuknya FKD yang
berperan aktif menggerakan pembangunan kesehatan.
- Berkembangnya kegiatan
PMD ,pokja gotong royong,
- Upaya kesehatan
,Survailance dan Pembiayaan kesehatan.
- Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
desa tentang pentingnya kesehatan dan melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat).
- Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa
untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.
- Meningkatnya kesehatan di lingkungan desa.
- Meningkatnya kesiagaan dan kesiapsediaan masyarakat
desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
(bencana, wabah penyakit, dsb).
- Menurunkan angka kematian ibu dan anak.
- Meningkatkan pertolongan persalinan oleh nakes.
- Meningkatkan kepesertaan KB.
2.3 Sasaran Desa Siaga
Sasaran desa siaga dibedakan menjadi tiga jenis untuk
mempermudah strategi intervensi,yaitu:
1.
Semua
individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat,
serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya.
2.
Pihak-pihak
yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga atau
dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti
tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh perempuan, dan pemuda,kader,serta
petugas kesehatan
3.
Pihak-pihak
yang diharapkan memberi dukungan kebijakan, peraturan perundang-undangan, dana,
tenaga, sarana, dll. Seperti kepala desa, camat, para pejabat terkait, swasta,
para donatur, dan pemangku kepentingan lain.
2.4 Langkah-langkah Pengembangan Desa Siaga
Pengembangan
desa siaga dilaksanakan dengan membantu / memfasilitasi masyarakat untuk
menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang
terorganisasi, yaitu dengan menempuh tahap-tahap:
- Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan
sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
- Mendiagnosis masalah dan merumuskan
alternatif-alternatif pemecahan masalah.
- Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak,
merencanakan, dan melaksanakannya.
- Memantau, mengevaluasi, dan membina kelestarian upaya-upaya
yang telah dilakukan.
Secara garis
besar, langkah pokok yang perlu ditempuh untuk mengembangkan desa siaga
meliputi :
1.
Pengembangan
tim petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum
kegiatan-kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan Iangkah ini adalah mempersiapkan
para petugas kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis
maupun petugas administrasi. Persiapan pada petugas ini bisa berbentuk
sosialisasi, pertemuan atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang
disesuaikan dengan kondisi setempat.
Keluaran atau output dan Iangkah ini adalah para
petugas yang memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu
tim untuk melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan dan masyarakat.
2.
Pengembangan
tim masyarakat
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para
petugas, tokoh masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan mau
bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa Siaga. Dalam langkah ini
termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, agar mereka mau
memberikan dukungan, baik berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun
dana atau sumber daya lain, sehingga pengembangan Desa Siaga dapat berjalan
dengan lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat bertujuan
agar mereka memahami dan mendukung, khususnya dalam membentuk opini publik guna
menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga. Jadi dukungan
yang diharapkan dapat berupa dukungan moral, dukungan finansial atau dukungan
material, sesuai kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka
pengembangan Desa Siaga.
Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah
kegiatan masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan Kecamatan atau
Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga Pemberdayaan Desa, PKK, serta orga¬nisasi
kernasyarakatan Iainnya, hendaknya lembaga-lembaga ini diikut¬sertakan dalam
setiap pertemuan dan kesepakatan.
3.
Survei
mawas diri (SMD)
Survei Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri
(TMD) atau Community Self Survey (CSS) bertujuan agar pemuka-pemuka masyarakat
mampu melakukan telaah mawas diri untuk desanya. Survei ini harus dilakukan
oleh pemuka-pemuka masyarakat setempat dengan birnbingan tenaga kesehatan.
Dengan demikian, diharapkan mereka menjadi sadar akan permasalahan yang
dihadapi di desanya, serta bangkit niat dan tekad untuk mencari solusinya,
termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar kepada masyarakat desa. Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan
dan pembekalan keterampilan bagi mereka.
Keluaran atau output dan SMD ini berupa
identifikasi masalah-masalah kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat
didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut, termasuk
dalam rangka rnembangun Poskesdes.
4.
Musyawarah
mufakat desa (MMD)
Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa
(MMD) ini adalah mencari alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya
membangun Poskesdes, dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Di samping
itu, juga untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan Desa Siaga.
lnisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya
berasal dari para tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung pegembangan
Desa Siaga. Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat, termasuk
tokoh-tokoh perempuan dan generasi muda setempat. Bahkan sedapat rnungkin
dilibatkan pula kalangan dunia usaha yang mau mendukung pengembangan Desa Siaga
dan kelestariannya (untuk itu diperlukan advokasi).
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD
disajikan, utamanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensi, serta
harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan
prioritas, dukungan dan kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh
masing-masing individu/ institusi yang diwakilinya, serta langkah-Iangkah
solusi untuk pembangunan Poskesdes dan pengembangan masing-masing Desa Siaga
2.5 Pendekatan Pengembangan Desa Siaga
2.6 Peran Perawat dalam
Pelaksanaan Desa Siaga
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari
sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Proporsi tenaga keperawatan
(perawat dan bidan) merupakan proporsi tenaga terbesar (48%) yang dapat
mempengaruhi kinerja rumah sakit dan puskesmas/ sarana pelayanan kesehatan
lainnya. Perawat berperan dalam UKP (Upaya kesehatan
perorangan) dan Upaya kesehatan masyarakat (UKM). Peran perawat di semua tatanan pelayanan kesehatan di
setiap level rujukan dimana bentuk pelayanan yang diberikan berupa pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif.
Perawat sebagai ujung tombak tenaga kesehatan di
masyarakat tentu harus juga dipersiapkan dalam pelaksanaan desa siaga ini.
Dengan mengacu dari prinsif-prinsif keperawatan komunitas yaitu (Astuti Yuni,
Nursari 2005) :
·
Kemanfaatan, yang berarti bahwa intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar
– besarnya bagi komunitas.
·
Prinsip otonomi yaitu komunitas harus diberikan kebebasan
untuk melakukan atau memilih alternative yang terbaik yang disediakan untuk
komunitas.
·
Keadilan yaitu melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.
Adapun peran perawat disini antara lain (Old,
London, & Ladewig, 2000)
·
Sebagai pemberi pelayanan dimana perawat akan memberikan
pelayanan keperawatan langsung dan tidak langsung kepada klien dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
·
Sebagai pendidik, perawat memberikan pendidikan kesehatan
kepada klien dengan resiko tinggi atau
dan kader ksehatan.
·
Sebagai pengelola perawat akan merencanakan,
mengorganisasi,menggerakan dan mengevaluasi pelayanan keperawatan baik langsung
maupun tak langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan
keperawatan komunitas.
·
Sebagai konselor, perawat akan memberikan konseling atau
bimbingan kepada kader, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan
komunitas dan kesehatan ibu dan anak.
·
Sebagai pembela klien (advokator) perawat harus
melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalm pelayanan keperawatan
komunitas.
·
Sebagai peneliti perawat melakukan penelitian untuk
mengembangkan keperawatan komunitas dalam rangka mengefektifkan desa siaga.
Mengacu dari BPPSDM Dep Kes 2006, mengenai sumber
daya manusia (SDM) Kesehatan di Desa Siaga dijelaskan bahwa SDM pelaksana pada
desa siaga ini menempati posisi yang sangat penting , dimana mereka akan
berperan dalam sebuah tim kesehatan yang akan melaksanakan uapya pelayanan
kesehatan . SDM Kesehatan yang akan ditempatan di desa siaga ini memiliki
kompetensi sebagai berikut:
·
Mampu melakukan pelayanan kehamilan dan pertolongan
persalinan, kesehatan ibu dan anak
·
Mampu melakukan pelayanan kesehatan dasar
·
Mampu melakukan pelayanan gizi individu dan masyarakat
·
Mampu melakukan kegiatan sanitasi dasar
·
Mampu melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan
·
Mampu melakukan pelayanan kesiapsiagaan terhadap bencana
, dan mampu melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Perawat dengan peran dan fungsinya untuk ikut
mensukseskan Desa Siaga, sebaiknya telah dipersiapkan dengan baik sehingga
beberapa persyaratan SDM seperti dijelaskan diatas bisa dicapai.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang kami dapat dari penulisan
makalah di atas yaitu Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara
mandiri. Adapun tujuan
umumnya adalah terwujudnya desa
dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap masalah-masalah
kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan di desanya. Sedangkan tujuan khususnya antara lain:
- Optimalisasi peran PKD.
- Terbentuknya FKD yang berperan aktif menggerakan
pembangunan kesehatan.
- Berkembangnya kegiatan PMD ,pokja gotong royong,
- Upaya kesehatan ,Survailance dan Pembiayaan
kesehatan.
- Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
desa tentang pentingnya kesehatan dan melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat).
- Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa
untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.
- Meningkatnya kesehatan di lingkungan desa.
- Meningkatnya kesiagaan dan kesiapsediaan masyarakat
desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
(bencana, wabah penyakit, dsb).
- Menurunkan angka kematian ibu dan anak.
- Meningkatkan pertolongan persalinan oleh nakes.
- Meningkatkan kepesertaan KB.
3.2 SARAN
Dari pengertian dan tujuan adanya desa siaga sangatlah
bermanfaat bagi masyarakat khususnya dalam mempertahankan dan bahkan
meningkatkan derajat kesehatan diharapkan agar pelaksanaan desa siaga ini
kembali dilakukan dan disebarluaskan ke setiap wilayah di Indonesia. Desa siaga
inilah merupkan langkah awal yang sangat penting untuk dilakukan yang akhirnya
nanti akan mendukung pogram pemerintah dalam pencapaian peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia
DAFTAR
PUSTAKA
Dr.Frans Salesman SE, M.Kes dalam Program
Desa Siaga di Kabupaten Manggarai diakses pada tanggal 3 Mei 2011
melalui http://p3b.bappenas.go.id/loknas_ruteng/docs/materi/12-Desa%20Siaga%20%28Manggarai%29.pdf
Direktorat
Bina Pelayanan Keperawatan, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes.
Februari 2009.PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN diakses
tanggal 4 Mei 2011 melalui http://staff.ui.ac.id/internal/132014715/material/SISYANWATDLMSISYANKES.ppt
Depkes RI, 1996,
Diakses
tanggal 3 Mei 2011 melalui http://stikeskabmalang.files.wordpress.com/2009/06/bab-1.doc
Diakses tanggal
3 Mei 2011 melalui http://www.slideshare.net/BJSGSDP/konsep-amp-pengertian-desa-siaga
Dr. Sri
Astuti Suparmato, MSc.Ph Dirjen Bina Kesmas Depkes RI.Pengembangan Desa
Siaga dan Pos Kesehatan Desa diakses tanggal 3 Mei 2011 melalui http://www.dinkesjatim.go.id/images/datainfo/200609281012-MATERI%20DESA%20SIAGA%20&%20POSKESDES.pdf
BalasHapusobat alami mata kabur
obat alami mata minus pada anak
obat herbal hepatitis b
cara mengobati varikokel secara tradisional
pengobatan penebalan dinding rahim tanpa operasi
thanks information
BalasHapuscara menyembuhkan mata bintitan
BalasHapusobat alami vertigo tradisional