BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Setiap manusia, termasuk diri kita dikaruniai pribadi
yang sangat unik, yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Selain itu kita juga
dikaruniai kemampuan untuk membangun pribadi sehingga kita dapai mengembangkan
diri. Yang perlu kita kembangkan tentu saja adalah pribadi yang menyenangkan
baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Pribadi yang menyenangkan sangat kita butuhkan untuk
membangun langkah-langkah keberhasilan dalam hidup, baik itu keberhasilan dalam
pekerjaan, bisnis, karier, maupun kekuarga. Sebaliknya, pribadi yang
membosankan yang ”tidak dapat dikenal” orang lain, akan menghadapi kesulitan
dalam mengembangkan diri. Termasuk hambatan dalam mengembangkan kesuksesan
dalam setiap bidang kehidupan. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain, selain
membangun pribadi yang menyenangkan; menyenangkan bagi diri sendiri, juga bagi
orang lain, terutama orang-orang terdekat, rekan kerja, atasan, klien dan
orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita
Sebenarnya kita telah dikaruniai benih-benih pribadi yang
menyenangkan, namun mungkin kita lupa menggunakanya. Atau mungkin kita sengaja
menutupnya dengan keangkuhan dan keegoisan. Mungkin juga rutinitas hidup yang
padat dan berat tanpa sengaja ”menumpuk” pribadi kita yang menyenangkan
ditempat yang jauh dari jangkauan kesadaran. Jadi, ada banyak penyebab baik
disadari, maupun tidak disadari, yang turut andil mematikan pribadi kita yang
menyenangkan itu.
Kepribadian yang baik merupakan kunci sukses diterima
atau tidaknya kita dalam pergaulan, baik itu di rumah, kampus, kantor atau
dimanapun. Coba saja kita perhatikan hanya mereka yang berkepribadian
menariklah yang memiliki banyak teman dan sahabat. Orang-orang dengan
kepribadian yang baik selalu dikelilingi oleh orang-orang yang peduli padanya.
Memang kepribadian merupakan watak dasar atau karakter seseorang yang sudah
terbentuk dalam dirinya. Karena itu kepribadian setiap orang jelas tidak
sama. Namun bukan berarti kepribadian yang buruk tidak bisa dirubah. Jika
selama ini kepribadian dinilai kurang baik, tidak ada salahnya kita mulai
merubahnya dari sekarang. Bagaimanapun juga memperbaiki kepribadian bukanlah
sesuatu yang merugikan. Justru sebaliknya, merubah hal menjadi baik adalah
suatu jalan menuju kebenaran. Nah, kita tentu ingin menjadi pribadi yang
disukai banyak orang. Apalagi kalau kita berada di lingkungan kerja yang
menuntut anda selalu berinteraksi dengan orang lain.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah
yang dimaksud dengan Kepribadian?
2.
Bagaimana
sesungguhnya pribadi yang menyenangkan itu?
3.
Langkah-langkah
apa saja yang harus diambil untuk membangun pribadi yang menyenangkan itu?
C.
TUJUAN
PENULISAN
Untuk mengetahui kiat-kiat atau upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk menjadi pribadi yang menyenangkan untuk diri sendiri dan juga
orang lain, serta bagaimana kita memaknai pribadi kita dalam hidup ini.
D.
METODE
PENULISAN
Dalam penyelesaian paper ini, digunakan metode
kepustakaan yaitu berdasarkan literatur buku dan data yang diperoleh dari
internet. Semua dirangkum dan dianalisis sehingga dapat di uraikan jenis-jenis
kepribadian yang dapat dibangun yang sesungguhnya telah ada dalam diri kita
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
A. Difinisi
Kepribadian
Menurut
gordon Alport (1951) kepribadian atau personality didifinisikan sebagai suatu
kesatuan organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang
menentukan caranya yang khas dalam penyesuaian diri dengan atau terhadap
lingkungannya.
Berbicara kepribadian kita harus membicarakan
temperament, sifat, karakter, kebiasaan.
1.
Temperament
adalah gejala karakteristik dari setiap emosi individu, termasuk juga mudah
atau tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya beraksi,
kualitas kekuatan suasana hatinya dan gejala ini tergantung kepada faktor
konstitusional dan terutama berasal dari keturunan.
2.
Sifat/trait
adalah sistem neuropsikis yang digeneralisasikan dan diarahkan dengan kemampuan
untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, serta melalui
membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama.
3.
Watak
atau karakter lebih bersifat stabil, herediter atau bawaan dan bersifat
normatif.
4.
Kebiasaan
adalah sama dengan trait hanya perbedaan situasi yang dicocoki atau direspon
yang terjelma dari kondisi itu.
B.
Tipologi
Kepribadian
a.
Tipe
Kepribadian
Kontruksi
ideal si pengamat dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi dengan
konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas individualnya. Perkembangan kepribadian
dimulai masa remaja dengan ciri-ciri aktualisasinya dengan kematangan individu
itu sendiri dan motivasi memang sudah dibawa pada masa kanak-kanak semata-mata
kepribadian itu belum dimiliki. Anak dilengkapi dengan dorongan nafsu-nafsu dan
reflek-reflek. Dari lahir anak sudah memiliki potensi dan sifat. Pada tahun
pertama akhir, anak telah menunjukkan sifat yang khas itu.
b.
Pembentukan
Kepribadian
Membentuk kepribadian menurut Sigmmund Freud dimulai dai
Id, Ego, Super Ego, karena Id adalah sumber dari motif yang paling dalam,
sedangkan motivasi merupakan motor berprilaku seseorang yang akan mencerminkan
kepribadiannya. Menurut Murray Ego adalah kenamaan kebudayaan dan nilai kesatuan
yang mengatur tingkah lalu/aktifitas dan akan menunjukkan kepribadian
seseorang. Murray penganut pembentukan kepribadian itu berdasarkan analisa
motif yang tentunya tidak bisa terlepas dari alam kebutuhan seseorang.
c.
Perkembangan
kepribadian
Anak 2-3 tahun belum begitu tertari pada nilai-nilai. Anak lahir memiliki
dorongan- dorongan naluri dan reflek-reflek dan belum punya kepribadian. Usia
2,5 tahun belum mempunyai kepribadian, tetapi sudah terlihat perbedaan kualitas
kepribadian meliputi; deferensiasi, integrasi, kematangan, imitasi, belajar dan
pengembangan diri. Anak usia 5 tahun keatas mulai mempunyai kualitas
kepribadian. Anak mulai mengenal nilai, berdasarkan faktor pertambahan usianya,
berarti bertambah pula kematangannya, otomatis kepribadian semakin berkembang.
d.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi terhadap Kepribadian
Faktor sikap, bakat, kecakapan, minat dan perasaan (instrinsik faktor)
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Juga kebutuhan
dan motivasi serta tujuan seseorang berperilaku sangat menentukan kepribadian
seseorang. Demikian pula dengan persepsi seseorang. Faktor ekstrinsik atau
faktor yang datangnya dari luar seperti; sosialisasi seseorang (hubungan inter
atau antar personal). Faktor budaya, nilai, ideologi, politik, dan Hankam akan
pula berpengaruh terhadap kepribadian. Karena kepribadian seseorang itu
berkembang dan dinamis maka dapat berubah atas pengaruh faktor belajar,
pengalaman, instrospeksi dan tingkat energi dalam tubuh ( faktor Biologis).
e.
Aplikasi
teori perkembangan kepribadian bagi perawat dan keperawatan
1.
Perawat
dapat mengembangkan kepribadiannya sesuai profil pribadi perawat tanpa harus
melalui pendidikan formal.
2.
Perawat
dalam melaksanakan tugasnya dalam Asuhan Keperawatan sesuai dengan teori
kepribadian, pembentukan kepribadian, perkembangan kepribadian, tipe dan jenis
kepribadian.
Menurut
Hartman (2004), setiap orang memiliki kepribadian dasar. Kepribadian seseorang
telah terbentuk sejak nafas pertama ditiupkan di dalam kandungan. Kepribadian
seseorang memang dapat berkembang tetapi tidak akan keluar dari sifat-sifat
inti atau dasarnya. Kepribadian adalah inti pikiran dan perasaan di dalam diri
seseorang yang memberitahu bagaimana ia membawa diri. Kepribadian merupakan
daftar respon berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan yang dipegang kuat.
Kepribadian akan mengarahkan reaksi emosional seseorang disamping rasional
terhadap setiap pengalaman hidup. Dengan kata lain, kepribadian adalah proses
aktif didalam setiap hati dan pikiran seseorang yang menentukan bagaimana ia
merasa, berpikir dan berperilaku.
Taylor
Hartman (2004) membagi tipe kepribadian menurut empat aspek dominan didalam
alam; api, tanah, air dan udara.
Atas dasar ini kemudian ia membedakan empat tipe kepribadian orang menurut kode
warna, yaitu tipe kepribadian merah, biru, putih dan kuning. Kepribadian merah
merepresentasikan sifat-sifat api memiliki semangat yang membara dalam
kehidupan; kepribadian biru merepresentasikan sifat-sifat tanah kuat dan teguh
dalam pendirian; kepribadian putih merepresentasikan sifat-sifat dasar air mengalir
dan mengikuti arus; kepribadian kuning merepresentasikan sifat-sifat angin bertiup
kesana kemari. Masing-masing tipe kepribadian memiliki keunikan sendiri yang
merupakan gabungan antara kekuatan dan kelemahan.
Kepribadian
memang bersifat unik, sehingga tidak ada satu orangpun yang sama persis dengan
orang yang lain, meski terlahir kembar satu telur. Memang ada jutaan variasi kepribadian,
namun menurut Hartman (2004) kepribadian setiap orang dapat digolongkan menurut
motif dasar, kebutuhan dan keinginan yang cenderung stabil sepanjang hayat. Di
pandang dari sudut perbedaan motif dasar, kebutuhan dan keinginan maka setiap
orang dapat digolongkan kedalam tipe kepribadian merah, biru, putih dan kuning.
Penggolongan berdasarkan warna ini dengan maksud agar lebih mudah untuk
diingat.
Kepribadian
merah menjalani hidup dengan penuh kekuatan. Merah sangat berkomitmen pada
tujuan dan bertekad untuk menyelesaikan apapun yang disodorkan kehidupan di hadapannya.
Kepribadian merah begitu penuh tekad dan produktif sehingga keintiman diabaikan
atau disangkal sebagai bukan hal penting.
* Kehidupan adalah rangkaian komitmen bagi biru. Berkomitmen pada hubungan mungkin merupakan kekuatan biru yang terbesar. Biru senang bersama orang lain dan dengan sukarela mengorbankan keuntungan pribadi demi memiliki hubungan yang akrab. Biru memberi diri dengan murah hati dalam hubungan bernilai. Karena kesediaan untuk komit dalam hubungan, biru menjalin persahabatan mendalam yang seringkali berlangsung seumur hidup. Biru sangat bisa diandalkan dan memandang janji verbal sama mengikatnya seperti kontrak tertulis manapun, bangga akan kemampuan mempertahankan hubungan jangka panjang. Sifat mengagumkan ini memberi kredibilitas konsep bahwa biru biasanya menikmati hubungan yang jauh lebih kaya daripada tipe kepribadian manapun. Biru sepenuhnya setia pada orang. Biru tetap setia dalam masa senang dan susah. Ketika orang menyadari dalamnya komitmen biru, mudah dipahami mengapa cuaca baik dan buruk tidak banyak berdampak pada kesetiaan biru.
* Biru dan putih sama-sama mampu sangat komit pada satu sama lain. Biru dan putih menghargai rasa aman dan menemukan hubungan dalam komitmen sebagai cara paling alamiah untuk menikmati hidup. Biru cenderung merasakan komitmen emosional yang mendalam pada orang, sementara putih merasa mudah menerima dan mencintai orang-orang yang dijumpai. Putih toleran dan menerima orang lain. Putih komit tanpa banyak ribut dalam hubungan.
* Tidak ada kepribadian lain yang mengejar kesenangan seperti kuning. Kuning seringkali hidup untuk bermain. Ketika kuning tertekan ditempat kerja atau dirumah, hobi yang membangkitkan energi atau liburan singkat menggantikan wajah lusuh dengan semangat kemudaan. Kuning tidak mengerti mengapa ada yang mau komit pada sesuatu yang tidak mengandung kesenangan didalamnya. Karena menyukai kesenangan dan tidak suka dikekang,
kuning jarang mau terikat dalam suatu pernikahan.
* Kehidupan adalah rangkaian komitmen bagi biru. Berkomitmen pada hubungan mungkin merupakan kekuatan biru yang terbesar. Biru senang bersama orang lain dan dengan sukarela mengorbankan keuntungan pribadi demi memiliki hubungan yang akrab. Biru memberi diri dengan murah hati dalam hubungan bernilai. Karena kesediaan untuk komit dalam hubungan, biru menjalin persahabatan mendalam yang seringkali berlangsung seumur hidup. Biru sangat bisa diandalkan dan memandang janji verbal sama mengikatnya seperti kontrak tertulis manapun, bangga akan kemampuan mempertahankan hubungan jangka panjang. Sifat mengagumkan ini memberi kredibilitas konsep bahwa biru biasanya menikmati hubungan yang jauh lebih kaya daripada tipe kepribadian manapun. Biru sepenuhnya setia pada orang. Biru tetap setia dalam masa senang dan susah. Ketika orang menyadari dalamnya komitmen biru, mudah dipahami mengapa cuaca baik dan buruk tidak banyak berdampak pada kesetiaan biru.
* Biru dan putih sama-sama mampu sangat komit pada satu sama lain. Biru dan putih menghargai rasa aman dan menemukan hubungan dalam komitmen sebagai cara paling alamiah untuk menikmati hidup. Biru cenderung merasakan komitmen emosional yang mendalam pada orang, sementara putih merasa mudah menerima dan mencintai orang-orang yang dijumpai. Putih toleran dan menerima orang lain. Putih komit tanpa banyak ribut dalam hubungan.
* Tidak ada kepribadian lain yang mengejar kesenangan seperti kuning. Kuning seringkali hidup untuk bermain. Ketika kuning tertekan ditempat kerja atau dirumah, hobi yang membangkitkan energi atau liburan singkat menggantikan wajah lusuh dengan semangat kemudaan. Kuning tidak mengerti mengapa ada yang mau komit pada sesuatu yang tidak mengandung kesenangan didalamnya. Karena menyukai kesenangan dan tidak suka dikekang,
kuning jarang mau terikat dalam suatu pernikahan.
C.
Sesungguhnya Pribadi yang menyenangkan adalah
Telah dibahas pada bab pendahuluan, pribadi yang
menyenangkan itu adalah kepribadian yang baik merupakan kunci sukses diterima
atau tidaknya kita dalam pergaulan, baik itu di rumah, kampus, kantor atau dimanapun.
Coba saja kita perhatikan hanya mereka yang berkepribadian menariklah yang
memiliki banyak teman dan sahabat. Orang-orang dengan kepribadian yang baik
selalu dikelilingi oleh orang-orang yang peduli padanya. Memang kepribadian
merupakan watak dasar atau karakter seseorang yang sudah terbentuk dalam
dirinya. Karena itu kepribadian setiap orang jelas tidak sama. Namun bukan
berarti kepribadian yang buruk tidak bisa dirubah. Jika selama ini kepribadian
dinilai kurang baik, tidak ada salahnya kita mulai merubahnya dari sekarang. Bagaimanapun
juga memperbaiki kepribadian bukanlah sesuatu yang merugikan. Justru
sebaliknya, merubah hal menjadi baik adalah suatu jalan menuju
kebenaran. Nah, kita tentu ingin menjadi pribadi yang disukai banyak
orang. Apalagi kalau kita berada di lingkungan kerja yang menuntut anda selalu
berinteraksi dengan orang lain.
D.
Langkah-langkah menjadi pribadi yang menyenangkan
Kepribadian manusia selalu menjadi tema yang menarik
untuk dicari tahu, apalagi kepribadian kita sendiri. Rasa ingin tahu
tersebutlah yang lantas membuat banyak orang pergi ke psikolog untuk menjalani
tes-tes kepribadian. Semua ini dilakukan demi mengetahui “seperti apa
sesungguhnya diri kita ini?”
1.
Jadilah
Pemberi yang Tulus
Pribadi yang menyenangkan adalah pribadi yang menjadi
pemberi yang tulus, memberikan apapun yang terbaik, bermanfaat, membawa
inspirasi untuk hidup yang lebih baik bagi orang lain. Kita jangan pernah
pelit, jangan menghitung untung-rugi, jangan terbiasa menggantungkan hidup dari
pemberian orang lain. Memberikan yang terbaik untuk orang lain, terutama yang
benar-benar membutuhkan kita.
1. Memiliki Kemauan yang Kuat
Orang yang tidak memiliki kemauan kuat tidak akan pernah
sukses. Ini akan bertambah buruk ketika kita mengandalkan pemikiran orang lain.
Bila kita selalu bergantung pada orang lain, berarti kita selamanya menjadi ”bawahan”;
orang yang hanya menjadi pelaksana kerja tanpa pernah menjadi pemimpin bagi
diri sendiri dan orang lain. Jadilah pribadi yang berkemauan kuat untuk
merasakan keberhasilan dan kebahagiaan. Percaya diri, jangan mudah menyerah,
perbesar motivasi untuk sukses adalah kunci atau kiat untuk mencapai
keberhasilan.
1.
Jadilah
Diri Sendiri
Gampang-gampang susah menjadi diri sendiri, yang memiliki
kelebihan dan keunikan di banding orang lain. Namun faktanya kita bisa menjadi
diri kita sendiri; kita bisa memiliki kelebihan di bidang yang kita geluti, dan
memancarkan keunikan karena kita berbeda dari orang lain. Syukuri apa pun
keadaan kita saat ini, yakinlah pada apa yang kita perbuat; selama perbuatan
kita baik dan memancarkan kasih pada sesama. Dan, miliki standar penilaian
untuk diri sendiri; orang yang tepat menilai diri kita adalah kita sendiri. Orang
lain memang dapat menilai kita, namun ketepatannya tidaklah sama bila kita
menilai diri kita sendiri.
2.
Memiliki
Etika
Pergaulan yang sehat mudah diciptakan bila setiap pribadi
memiliki etika yang tinggi. Sebaliknya pribadi yang amburadul, tidak menghargai
aturan bersama, akan merusak citra diri dan kelompok, termasuk dilingkungan
kita berada atau bekerja. Menghargai orang lain seperti kita menghargai diri
kita sendiri akan mempermudah kita menyesuaikan diri dengan orang lain. Menghargai
sistem yang berlaku dilingkungan pergaulan, dan mempelajari seluk-beluk etika
yang melingkupi kita. Dengan perilaku seperti ini, kita akan mudah memiliki
etika yang diterima lingkungan, baik lingkungan kerja maupun keluarga.
3.
Pribadi
yang Sederhana
Kesederhanaan hati dalam berperilaku mencerminkan ”kerendahan
jiwa” yang memesona bagi diri sendiri dan orang lain. Sebaliknya, kesombongan
dan sikap selalu meninggikan diri lebih sering merusak interaksi dengan sesama.
Sebuah kesuksesan sering kali bermula dari kesederhanaan sikap dan langkah. Oleh
karena itu, apabila kita ingin menciptakan keberhasilan yang tidak melukai
orang lain, milikilah jiwa yang sederhana. Kita tidak akan pernah merasa”lebih
tinggi dan lebih hebat” dari orang lain apabila kita selalu merendah,
mengedepankan kesederhanaan yang mengagumkan.
4.
Selalu
tahu Berterima Kasih
Suatu kesuksesan dalam hidup ini tidak pernah datang
sendirian. Kesuksesan sering kali menghampiri kita bersama ”jasa orang lain”. Dengan
kata lain, kita tidak akan bisa meraih kesuksesan sendirian; ada andil orang
lain. Oleh karena itu, bangunlah pribadi yang ”tahu berterima kasih” agar kita
menyenangkan mereka yang turut memberi peran dalam kesuksesan kita.
5.
Lancarlah
Berkomunikasi
Mengabaikan komunikasi sama halnya dengan mengabaikan
keberhasilan. Oleh karena itu, secepatnyalah membangun pribadi yang lancar
berkomunikasi agar keberhasilan tidak lewat begitu saja dihadapan kita. Dengan
lancar berkomunikasi, kita kita akan mudah memandu diri sendiri dan orang lain
yang berada di lingkup kesuksesan kita untuk bersama-sama memahami kesulitan
atau tantangan yang harus dipecahkan, tanpa perlu terjadi salah paham dalam
suatu beban tugas.
6.
Kendalikan
Diri
Untuk membangun diri dengan baik kita harus mengendalikan
diri sendiri dalam segala hal. Pengendalian diri yang baik juga akan memandu
kita dalam menentukan bidang keberhasilan yang kita inginkan. Suasana apapun
yang sedang melingkupi kita saat ini, buatlah suasana itu menyenangkan bagi
diri sendiri. Apabila kita sedang mengalami duka yang mendalam, anggaplah hal
itu sebagai ”pemanis hidup”. Jangan beranggapan bahwa kita akan selamanya
mengalami situasi pahit itu. Sebaliknya, bila kita sedang bersukacita, jangan
terbawa emosi untuk merayakan secara berlebihan. Kita harus dapat menendalikan
diri untuk secara wajar menikmati kebahagian yang kita rasakan. Penendalian
diri itulah kuncinya. Dalam situasi apa pun, kendalikanlah diri kita.
7.
Jujurlah
pada Diri Sendiri
Meski kadang menyakitkan, kejujuran tetap harus kita
utamakan. Jangan biarkan diri kita rusak hanya karena ketidakjujuran,
kelicikan, suka berkelit, atau karena perbuatan-perbuatan tidak kesatria
lainya. Kita harus berdiri di atas kejujuran dalam setiap hal yang berkaitan
dengan impian menuju keberhasilan. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan
untuk menanamkam rasa jujur dalam diri kita sendiri; biasakan berbuat sesuatu sesuai
dengan ucapan anda, jangan ”menyembunyikan diri” dibalik kelemahan, akuilah
kelemahan yang ada pada diri kita, dan yang terakhir, ingatlah bahwa orang lain
sakit hati ketika kita bohongi.
8.
Bersikaplah
Percaya Diri
Apa yang dapat kita lakukan tanpa kepercayaan diri? Mungkin
kita hanya terombang-ambing dalam sebuah keadaan tanpa bisa berbuat apa-apa. Mungkin
kia hanya menggantungkan nasib tanpa memiliki keputusan terbaik demi diri
sendiri. Lebih berbahaya lagi, seluruh hidup kita ketergantungan pada orang
lain yang lebih memiliki kepercayaan diri. Jadi sangatlah pantas bila kita
melihat dan mengukur seberapa besar kepercayaan diri yang kita miliki? Apabila
kita belum memiliki kepercayaan diri, galilah dengan cerdas dari dasar hati dan
pikiran. Sebaliknya, apabila kita telah memilikinya, gunakan untuk meraih
impian dan kesuksesan dalam diri kita. Rasa percaya diri bisa membuat kita
mudah untuk menentukan sikap, mampu untuk mengatasi kesulitan hidup, dan rasa
percaya diri menuntun kita menuju apa yang kita impikan.
9.
Bersikaplah
Cepat Tanggap
Mungkin tidak ada tempat untuk orang yang berjalan lamban
di jalur kesuksesan. Tidakan yang lamban selain membuang waktu, juga terasa
membosankan apabila kita tipe pribadi yang ingin cepat dan cerdas dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Mungkin juga kita merasa gerah bila melihat
orang-orang di sekitar yang menyia-nyiakan waktu dan tenaga hanya karena mereka
kurang cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas. Orang yang cepat
tanggap tidak akan meremehkan waktu dan kesempatan yang datang menghampirinya. Sebaliknya,
apa pun tantangan atau kesempatan yang menghampiri, dengan tanggap dan cekatan
akan diambilnya; hasilya pun cepat mereka nikmati. Ada beberapa kiat yang bisa
dilakukan untuk menjadi pribadi yang cepat tanggap;
a.
Jangan
terbiasa membuang waktu dengan percuma. Kebiasaan menghabiskan waktu tanpa
tindakan yang bermakna hanya akan merugikan diri sendiri.
b.
Kembangkan
Imajinasi. Semakin kaya imajinasi, semakit cepat kita menanggapi setiap hal
yang menghampiri.
c.
Mulailah
sekarang, karena hari esok belum tentu berpihak pada kita. Apabila kita
beranggapan bahwa inilah saatnya untuk memulai, maka mulailah segera, jangan
ditunda-tunda.
10. Buat
daftar perilaku anda yang terdiri dari kebaikan dan keburukan.
Kemudian coba bandingkan mana yang lebih banyak kebaikan
atau keburukan. Lalu pikirkan apa yang mendorong anda bersikap baik dan apa
yang mendorong anda berperilaku buruk. Berjanjilah pada diri sendiri untuk
merubah hal-hal buruk pada diri anda. Setiap saat anda berhasil merubahnya,
berjanjilah untuk tidak kembali menjadi buruk. Dengan demikian, perlahan-lahan
sikap dan sifat buruk anda akan hilang sama sekali.
11. Jagalah ‘ucapan’ anda
Pepatah mengatakan ‘lidah lebih tajam daripada pedang’.
Memang kadang kata-kata dan ucapan yang ‘pedas’ terasa lebih menyakitkan
daripada perbuatan buruk sekalipun. Kalau selama ini anda dikenal sebagai orang
yang ‘nyinyir’ dan ketus cobalah untuk merubahnya perlahan-lahan. Tahan
keinginan anda untuk melontarkan komentar buruk, celaan, dan sindiran terhadap
orang lain yang tidak anda sukai, sekalipun anda sangat ingin.
12. Dengarkan orang lain
Salah satu hal yang membuat anda disukai banyak orang
adalah anda bisa menjadi pendengar yang baik. Coba anda cermati setiap kali
anda berinteraksi. Apakah anda terlalu mendominasi percakapan jika berbincang
dengan orang lain?. Jika ‘ya’ cobalah untuk belajar mendengar. Jangan terlalu
sibuk memuji diri sendiri. Berikan respon yang positif atas
percakapannya dengan anda.
13. Jangan
menunjukkan sikap tidak setuju pada orang lain secara frontal, sekalipun memang
anda tidak setuju.
Pada moment tertentu seperti rapat kantor atau diskusi,
anda memang boleh mengungkapkan kebenaran dengan menyanggah pendapat orang lain
yang anda anggap salah. Tetapi pada obrolan santai seperti saat makan siang,
anda tidak perlu terlalu menunjukkan sikap tidak setuju pada pendapat teman
anda. Anggukkan
kepala setiap kali teman anda berbicara.
14. Jangan
biarkan orang lain merasa tidak nyaman dengan kehadiran anda.
Selama ini anda yang tergolong pemarah, sensitif, sering
mengeluh, dan jarang tersenyum membuat orang lain merasa enggan berada di dekat
anda. Orang lain merasa tidak nyaman, karena khawatir sewaktu-waktu anda akan
melibatkan dia dalam emosi anda. Coba kendalikan emosi dengan lebih memahami
kehadiran orang-orang di sekeliling anda. Belajarlah untuk berpikir positif dan
tersenyumlah pada orang-orang yang menyapa anda. Ciptakan suatu sikap yang
membuat orang lain merasa ‘nyaman’ dengan kehadiran anda.
Memang pada
awalnya anda akan kesulitan merubah kepribadian yang selama ini melekat pada
diri anda. Tapi percayalah kepribadian yang baik merupakan modal terbesar dalam
menuju sukses. Terlebih di lingkungan pekerjaan yang banyak melibatkan
orang-orang/ personil
BAB III
PENUTUP
Besar
kecilnya suatu keberhasilan atau kesuksesan ditentukan oleh banyak faktor. Salah
satunya adalah faktor kepribadian. Di samping itu kita dapat ”melihat ke dalam”
diri kita, dan pribadi seperti apa yang telah kita miliki.
Selalu masih ada waktu dan kesempatan untuk membangun dan
menunjukkan keperibadian pribadi yang menyenangkan untuk diri sendiri dan juga
orang lain, apabila kita merasa belum sepenuhnya berhasil membangunnya untuk
keberhasilan diri yang kita ingingkan itu. Jangan ragu dan jangan beranggapan
bahwa membangun pribadi yang menyenangkan itu sulit. Yakinlah bahwa kita pasti
bisa melakukannya. Pribadi yang menyenangkan itu adalah hak kita sebagai
individu, dan sudah seharusnya dikembangkan demi mewujudkan keberhasilan yang
kita cita-citakan.
Inilah catatan penutup yang dapat membantu kita membangun
pribadi yang menyenangkan itu.
1.
Mulai
dari Diri Sendiri
Mulailah membangun pribadi yang menyenangkan itu dari
diri sendiri, bukan karena ingin meniru orang lain. Dengan membangun pondasi di
dalam diri, pribadi kita akan lebih kuat dan tidak mudah goyah karena pengaruh
orang lain dan situasi disekitar kita. Di samping itu, kita dapat selalu
mengembangkan diri sesuai dengan kehendak kita. Jadi, mulailah dari diri
sendiri untuk setiap hal yang menentukan keberhasilan kita.
2.
Terbuka
terhadap ”Teguran” orang lain
Teguran dari orang lain dapat berupa kritik, saran dan
masukan pada diri kita. Mungkin dari rekan kerja, klien, keluarga merasa perlu
memberikan teguran yang positif untuk kebaikan kita. Oleh karena itu,
bijaksanalah dalam menerima teguran atau masukan itu. Ambilah pelajaran baik
dari teguran itu, dan gunakan untuk membangun pribadi yang menyenangkan, demi
suatu keberhasilan.
3.
Bertahap
dan Setiap Hari
Seperti halnya membangun sebuah rumah, kita perlu
bertahap melakukannya, tidak bisa sekali jadi. Demikian pula untuk membangun
pribadi yang menyenangkan, kita perlu bertahap dan rutin setiap hari, jangan
tergesa-gesa agar bangunan itu tidak roboh. Kita memiliki bangunan pribadi yang
kokoh, karena kita mengerjakan bangunan itu. Kita melakukan secara bertahap,
penuh perhitungan dan setiap saat pada kesempatan yang datang pada kita.
4.
Saat
Ini
Ya, wujudkanlah langkah kita mulai sekarang untuk
membangun kepribadian yang menyenangkan itu. Jangan tunda esok hari. Lebih
cepat kita memulai, lebih cepat kita nikmati keberhasilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth
Wagele dan Renee Baron. 2005. Eneagram.
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.Goleman, Daniel. 1995. Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Prasetyo Herry. 2007, Pribadi yang
Menyenangkan. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer; klp Gramedia.
Widayatun Tri Rusmi. 1999, Ilmu
Prilaku M.A.104. Jakarta: CV Sagung
Seto; PT Fajar Interpratama.
www.google.com/glorianet.org.psikologi/kepribadian.