BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan
visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk
pelayanan kesehatan di rumah.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa
pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah
baik (bersifat etis) dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum
yang mengatur praktik keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam
bentuk undang-undang kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang praktik
keperawatan. Dengan demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di
Indonesia adalah merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi
Indonesia sehat tahun 2010.
Implementasi
praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak harus
dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga
dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang
dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.
Pelayanan kesehatan di
rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah
menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai
dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan
keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor yang mendorong
perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan
kesehatan di rumah.
Berbagai faktor yang
mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah atara lain :
Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya
SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai konsep home
care yang meliputi :
a. Pengertian Home Care
b. Konsep/Model Teori
Keperawatan Yang Mendukung Home Care
c. Landasan Hukum Home
Care
d. Skill Dasar Yang Harus
Dikuasai Perawat
e. Lingkup Pelayanan Home
Care
f.
Isu Dan Legal Aspek
g. Lingkup Praktik
Keperawatan Di Rumah
h. Mekanisme Pelayanan
Home Care
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah :
a. Menjelaskan pengertian
Home Care
b. Menjelaskan konsep/model
teori keperawatan yang mendukung Home Care
c. Menyebutkan landasan hukum
Home Care
d. Menjelaskan skill dasar
yang harus dikuasai perawat
e. Menjelaskan lingkup pelayanan
Home Care
f.
Menjelaskan isu dan legal aspek Home Care
g. Menjelaskan lingkup praktik
keperawatan di rumah
h. Menjelaskan mekanisme pelayanan
Home Care
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Home Care
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa
home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif
yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang
direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur
berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001)
menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau
orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah
merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. &
Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan
keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang.
Di beberapa negara
maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan konsep yang baru,
tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan
perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk
mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Dari beberapa
literatur pengertian “home care” adalah:
a.
Perawatan
dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah
termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning ) dan dapat dilaksanakan
oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana pasien
berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.
b.
Perawatan di
rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak lanjut
dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.
c.
Pelayanan
kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang keperawatan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.
d.
Pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk
memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian
kerja (kontrak) (warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri
keperawatan dirumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes).
2. Konsep / Model Teori
Keperawatan Yang Mendukung Home Care
a.
Teori Lingkungan (Florence Nightingale)
Lingkungan
menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi
proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan
terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi
1)
udara bersih,
2)
air yang bersih,
3)
pemeliharaan yang efisien
4)
kebersihan, serta
5)
penerangan/pencahayaan
Nightingale
lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan
psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya.
Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika
ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji
keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji
fisik/tubuhnya.
b. Teori konsep manusia
sebagai unit (Martha E. Rogers)
Dalam memahami konsep
model dan teori ini,Rogers berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang
utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda – beda. Dalam proses
kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam proses kehidupan manusia setiap
individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan
karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan
yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan,kemudian
system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan
manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari integritas,resonansi
dan helicy. Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan
yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan
lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi dan
helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan
akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun berlangsung dengan cepat.
Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat
serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan
humanistik keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh”
meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan
menyelaraskan dengan lingkungannya.
c.
Teori Transkultural nursing (Leininger)
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini
adalah untuk memberikan pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa
perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai
”care” sehingga culture‟s
care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel
dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan
pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan
cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan
profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat
bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini
saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan,
politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak
pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.
d.
Theory of Human Caring
(Watson, 1979)
Teori ini mempertegas
bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi
pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar
biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
e. Teori Self Care (Dorothea Orem)
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan
keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan
keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik
keperwatan Orem
mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya:
1) Perawatan Diri Sendiri (Self Care)
Self Care: merupakan aktivitas dan
inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam
memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
Self Care Agency:
merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang
dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan
lain-lain.
Theurapetic Self
Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan
tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri
sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
Self Care
Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh.
Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care
Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar),
Developmental Self Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan
perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul
sebagai hasil dari kondisi pasien).
2) Self Care Defisit
Self Care Defisit
merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan
keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan
seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya
secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum
dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta
membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses
tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai
pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan
untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
f.
Teori Dinamic dan Self
Determination for Self Care (Rice)
Perawat
sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang
ditetapkan oleh pasien.
(Aziz Alimul
Hidayat, 2004)
3. Landasan Hukum Home
Care
Fungsi Hukum dalam
Praktik Perawat :
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan
keperawatan mana yang sesuai dengan hukum
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan
profesi lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan
tindakan keperawatan mandiri
d. Membantu mempertahankan
standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki
akuntabilitas dibawah hukum.
Landasan Hukum :
a.
UU Kes.No. 23
tahun 1992 tentang kesehatan
b.
PP No. 25
tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
c.
UU No. 32
tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d.
UU No. 29
tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e.
Kepmenkes No.
1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
f.
Kepmenkes No.
128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
g.
Kepmenkes No.
279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
h.
SK Menpan No.
94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
i.
PP No. 32
tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
j.
Permenkes No.
920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
4. Skill Dasar Yang Harus
Dikuasai Perawat
Home Care SK Dirjen Dirjen YAN MED NO HK.
00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23
tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara
lain :
1) vital sign
2) memasang nasogastric tube
3) memasang selang susu besar
4) memasang cateter
5) penggantian tube pernafasan
6) merawat
luka dekubitus
7) Suction
8) memasang peralatan O2
9)
penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10) Pemasangan infus maupun obat
11) Pengambilan preparat
12) Pemberian huknah/laksatif
13) Kebersihan diri
14) Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15) Tranpostasi klien untuk
pelaksanaan pemeriksaan diagnostik
16) Penkes
17) Konseling kasus
terminal
18) konsultasi/telepon
19) Fasilitasi ke dokter rujukan
20) Menyiapkan menu makanan
21) Membersihkan Tempat tidur pasien
22) Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23) Fasilitasi perbaikan sarana klien.
v
Kompetensi Dasar
- Memahami dasar-dasar anatomi, fisiologi, patologi tubuh secara umum.
1)
Menjelaskan anatomi, fisiologi, patologi sebagai
sistem tubuh secara umum
2)
Menjelaskan konsep dasar homeostasis, dan patogenesis.
- Melaksanakan pemberian obat kepada klien/pasien
1)
Menjelaskan cara-cara pemberian obat kepada pasien
2)
Melakukan pemberian obat kepada pasien sesuai resep
dokter.
- Memahami jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh klien/pasien
1)
Menjelaskan jenis pemeriksaan laboratorium
dasar yang diperlukan oleh
klien/pasien
klien/pasien
2)
Menjelaskan persiapan klien/pasien yang akan
diperiksa di laboratorium
3)
Mengantarkan klien/pasien untuk periksa di
laboratorium.
- Menunjukan kemampuan melakukan komunikasi terapeutik
1)
Menjelaskan definisi komunikasi terapeutik
2)
Menjelaskan fungsi, dan manfaat komunikasi terapeutik
3)
Melaksanakan setiap tindakan keperawatan menggunakan
komunikasi terapeutik.
- Menunjukan kemampuan mengasuh bayi, balita, anak, dan lansia sesuai tingkat perkembangan
1)
Membangun hubungan antar manusia
2)
Mengoptimalkan komunikasi terapeutik
3)
Mengidentifikasi kebutuhan dasar manusia
4)
Merencanakan kebutuhan dasar manusia
f.
Menunjukan kemampuan melayani klien/pasien
berpenyakit ringan
1)
Membangun hubungan antar manusia
2)
Mengoptimalkan komunikasi terapeutik
3)
Mengidentifikasi kebutuhan dasar klien/pasien
4)
Merencanakan kebutuhan dasar klien/pasien
5)
Melaksanakan
kebutuhan dasar klien/ pasien
6)
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kebutuhan
pasien/klien yang penyakit
ringan.
ringan.
g.
Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH)
1)
Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
2)
Melaksanakan prosedur K3
3)
Menerapkan konsep lingkungan hidup
4)
Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan
i.
Memahami kontinum sehat- sakit
1)
Menjelaskan keseimbangan tubuh manusia normal
2)
Menjelaskan definisi sehat-sakit
3)
Menjelaskan model-model sehat dan sakit
4)
Menjelaskan nilai-nilai yang mempengaruhi kesehatan
5)
Menjelaskan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
6)
Menjelaskan faktor-faktor resiko dalam kehidupan manusia
7)
Menjelaskan dampak sakit pada klien/pasien dan keluarga.
j.
Memahami dasar-dasar penyakit sederhana yang
umum di masyarakat
1)
Menjelaskan penyakit–penyakit sistem integumen
sederhana yang umum dimasyarakat
2)
Menjelaskan penyakit–penyakit sistem gastro
intestinal sederhana yang umum di masyarakat
3)
Menjelaskan penyakit-penyakit sistem genito
urinaria sederhana yang umum di masyarakat
4)
Menjelaskan penyakit–penyakit sistem respiratori
sederhana yang umum di masyarakat
5)
Menjelaskan
penyakit–penyakit sistem kardio vaskuler sederhana
yang umum di masyarakat
6)
Menjelaskan penyakit–penyakit sistem persarafan
sederhana yang umum di masyarakat
7)
Menjelaskan penyakit–penyakit sistem reproduksi
sederhana yang umum di masyarakat.
k.
Memahami peningkatan kesehatan dan pelayanan kesehatan
utama
1)
Menjelaskan tindakan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
2)
Menjelaskan tindakan pelayanan kesehatan utama
3)
Menjelaskan peran asisten perawat dalam pemberian
perawatan utama.
l.
Memahami pemberian obat
1)
Menjelaskan nomenklatur dan bentuk obat oral
2)
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kerja obat
3)
Menjelaskan kemampuan memberikan obat oral.
m. Memahami
kemampuan interpersonal dan
massa
1)
Menjelaskan berbagai tingkatan komunikasi
2)
Menjelaskan proses komunikasi
3)
Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi
4)
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
5)
Mendiskusikan komunikasi terapeutik
6)
Menjelaskan bantuan dalam berkomunikasi.
n.
Prinsip-prinsip perkembangan manusia
1)
Menjelaskan teori pertumbuhan dan perkembangan manusia
2)
Menjelaskan tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia
3)
Menjelaskan tentang konsepsi
4)
Menjelaskan proses kelahiran.
o.
Memahami tahap-tahap perkemangan manusia
1)
Menjelaskan perkembangan masa bayi
2)
Menjelaskan perkembangan masa balita
3)
Menjelaskan perkembangan anak masa usia sekolah
4)
Menjelaskan perkembangan masa remaja
5)
Menjelaskan perkembangan masa
p.
Dewasa muda
1)
Menjelaskan perkembangan masa dewasa
2)
Menjelaskan perkembangan masa lansia.
q.
Memahami sikap pelayanan perawat sesuai dengan
tahapan perkembangan
1)
Menjelaskan sikap perawat terhadap klien/pasien
sesuai dengan tahap
perkembangan
perkembangan
2)
Menjelaskan pelayanan perawatan kesehatan komunitas dan panti.
r.
Memahami tentang stres
1)
Menjelaskan konsep stres
2)
Menjelaskan adaptasi terhadap stres
3)
Menjelaskan respon terhadap stres
4)
Menjelaskan proses keperawatan dan adaptasi
terhadap stres.
s.
Memahami kebutuhan dasar manusia
1)
Menjelaskan kebutuhan fisiologis manusia
2)
Menjelaskan kebutuhan keselamatan dan rasa aman
3)
Menjelaskan kebutuhan cinta dan rasa memiliki
4)
Menjelaskan kebutuhan penghargaan dan harga diri
5)
Menjelaskan kebutuhan aktualisasi diri.
t.
Memahami tentang kesehatan reproduksi
1)
Menjelaskan konsep kesehatan reproduksi
2)
Menjelaskan anatomi dan fisiologi alat reproduksi
3)
Menjelaskan masalah yang berhubungan dengan kesehatan
reproduksi.
reproduksi.
u.
Memahami perilaku empatik 12.1Menjelaskan
sikap empatik terhadap kehilangn, kematian, duka cita saat melakukan tindakan
keperawatan
1)
Menjelaskan bantuan yang diberikan sesuai
dengan agama, dan kebutuhan
spiritual klien tersebut.
spiritual klien tersebut.
v.
Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
1)
Menjelaskan pedoman untuk mengukur tanda vital
2)
Menjelaskan tentang
pengukuran suhu tubuh
3)
melaksanakan pengukuran nafas
4)
Melaksanakan pengukuran nadi.
w. Melakukan mobilisasi pasif terhadap
klien/pasien
1)
Menjelaskan tentang mobilisasi dan pengaturan gerak
2)
Menjelaskan gangguan mobilisasi
3)
Menjelaskan latihan mobilisasi
4)
Menunjukan kemampuan melakukan mobilisasi pasif dan
aktif
5)
Menjelaskan gangguan mobilisasi.
x.
Melakukan pemberian nutrisi 15.1Menjelaskan
nutrisi seimbang
1)
Menunjukan kemampuan memberikan makan peroral pada
pasien/klien.
y.
Melaksanakan dokumentasi tindakan keperawatan
1)
Menjelaskan komunikasi multidisiplin dalam tim
2)
Membuat dokumentasi sesuai dengan pedoman.
z.
Melaksanakan tugas sesuai dengan etika
keperawatan, dan kaidah hukum
1) Menjelaskan pentingnya etika dan hukum keperawatan dalam
melaksanakan tugas
melaksanakan tugas
2) Melakukan
perilaku kinerja asisten perawat sesuai dengan etika dan hokum keperawatan
5. Lingkup Pelayanan Home
Care
Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup
pelayanan home care adalah:
a. Pelayanan
medik dan asuhan keperawatan
b. Pelayanan
sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
c. Pelayanan
rehabilitasi dan terapi fisik
d. Pelayanan
informasi dan rujukan
e. Pendidikan,
pelatihan dan penyuluhan kesehatan
f.
Higiene dan sanitasi perorangan
serta lingkungan
g. Pelayanan
perbaikan untuk kegiatan sosial
Menurut Rice R (2001) jenis kasus
yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus-kasus yang
umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang di jumpai di
komunitas.
Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah
sakit adalah:
§ Klien
dengan penyakit obstruktif paru kronis,
§ Klien
dengan penyakit gagal jantung,
§ Klien
dengan gangguan oksigenasi,
§ Klien
dengan perlukaan kronis,
§ Klien
dengan diabetes,
§ Klien
dengan gangguan fungsi perkemihan,
§ Klien
dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,
§ Klien
dengan terapi cairan infus di rumah,
§ Klien
dengan gangguan fungsi persyarafan,
§ Klien
dengan HIV/AIDS.
Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
§ Klien
dengan post partum,
§ Klien
dengan gangguan kesehatan mental,
§ Klien
dengan kondisi usia lanjut,
§ Klien
dengan kondisi terminal.
6. Isu Dan Legal Aspek
Secara legal
perawat dapat melakukan aktivitas keperawatan mandiri berdasarkan pendidikan
dan pengalaman yang di miliki. Perawat dapat mengevaluasi klien untuk
mendapatkan pelayanan perawatan di rumah tanpa program medis tetapi perawatan
tersebut harus diberikan di bawah petunjuk rencana tindakan tertulis yang
ditandatangani oleh dokter. Perawat yang memberi pelayanan di rumah membuat
rencana perawatan dan kemudian bekerja sama dengan dokter untuk menentukan
rencana tindakan medis.
Isu legal yang
paling kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antara lain mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan
prosedur dengan teknik yang tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfusi
darah melalui IV di rumah.
b. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan
pada klien seperti pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh
anggota keluarga karena kesalahan informasi dari perawat.
c. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan
pemerintah lainnya tentang perawatan di rumah.
Karena biaya yang
sangat terpisah dan terbatas untuk perawatan di rumah, maka perawat yang
memberi perawatan di rumah harus menentukan apakah pelayanan akan diberikan
jika ada resiko penggantian biaya yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan
dari Medicare telah habis masa berlakunya sedangkan klien membutuhkan perawatan
yang terus-menerus tetapi tidak ingin atau tidak mampu membayar biayanya.
Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis bila mereka harus memilih antara
menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan untuk klien lansia, miskin dan klien
yang menderita penyakit kronik. Perawat harus mengetahui kebijakan tentang
perawatan di rumah untuk melengkapi dokumentasi klinis yang akan memberikan
penggantian biaya yang optimal untuk klien.
Pasal Krusial Dalam Kepmenkes 1239/2001 Tentang Praktik Keperawatan
§ Melakukan asuhan keperawatan meliputi
Pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan
dan evaluasi.
§ Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan
atas permintaan tertulis dokter
§ Dalam melaksanakan
kewenangan perawat berkewajiban :
-
Menghormati
hak pasien
-
Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
-
Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
-
Memberikan
informasi
-
Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
-
Melakukan catatan perawatan dengan baik
§ Dalam keadaan darurat
yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatan
di luar kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
§ Perawat yang menjalankan
praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang praktiknya
§ Perawat
yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan memasang papan praktik (sedang dalam proses amandemen)
§ Perawat yang memiliki
SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah
§ Persyaratan praktik
perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
-
Tempat
praktik memenuhi syarat
-
Memiliki
perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku kunjungan,
catatan tindakan dan formulir rujukan
7. Lingkup Praktik
Keperawatan Di Rumah
Lingkup praktik keperawatan
mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan keperawatan neonantal,
asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan
maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang
dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
a.
Melakukan
keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko- sosio-
spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan
wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan
melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan
keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis),
memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.
b.
Mendokumentasikan
setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini
diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum
dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.
c.
Melakukan
koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.
d.
Sebagai
pembela/pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan
keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit
dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan
terhadap klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.
e.
Menentukan
frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencangkup
berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.
8. Mekanisme Pelayanan
Home Care
Pasien/ klien
yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari
klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun
pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah
atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang
harus di lakukan adalah sebagai berikut:
a.
Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa
terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di
rawat di rumah atau tidak.
b.
Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak
dirawat di rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang
merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian
bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat
perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang
akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis
peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
c.
Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan
keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana
yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan
dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
d.
Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan
kesepakatan.
v Persyaratan
pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah
a.
Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau
menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola
b.
Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi
(Informed consent)
c.
Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan
kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima
pelayanan.
v Berikut
tahapan mekanisme pelayanan Home Care :
a.
Proses
penerimaan kasus
1)
Home care
menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
2)
Pimpinan home
care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus
3)
Manajer kasus
membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
b. Proses pelayanan home care
1) Persiapan
·
Pastikan
identitas pasien
·
Bawa denah/
petunjuk tempat tinggal pasien
·
Lengkap kartu
identitas unit tempat kerja
·
Pastikan
perlengkapan pasien untuk di rumah
·
Siapkan file
asuhan keperawatan
·
Siapkan alat
bantu media untuk pendidikan
2) Pelaksanaan
·
Perkenalkan
diri dan jelaskan tujuan.
·
Observasi
lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
·
Lengkapi data
hasil pengkajian dasar pasien
·
Membuat
rencana pelayanan
·
Lakukan
perawatan langsung
·
Diskusikan
kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
·
Diskusikan
rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
·
Dokumentasikan
kegiatan
3) Monitoring dan evaluasi
·
Keakuratan dan
kelengkapan pengkajian awal
·
Kesesuaian
perencanaan dan ketepatan tindakan
·
Efektifitas
dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan
4) Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :
·
Tercapai
sesuai tujuan
·
Kondisi pasien
stabil
·
Program
rehabilitasi tercapai secara maximal
·
Keluarga sudah
mampu melakukan perawatan pasien
·
Pasien di
rujuk
·
Pasien menolak
pelayanan lanjutan
·
Pasien
meninggal dunia
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan
di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, home care merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat
mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat menghemat
biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor dan biaya lain-lain
yang terkait dengan penjaga yang sakit.Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang
dapat layananhome care adalah pasien yang secara medis dinyatakan aman untuk
dirawat di rumah dengan kondisi rumah yang memadai.
2.
Saran
a.
Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP,
harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
b.
Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home
care, manicotti anjuran dari perawa, membantu dalam proses tindakan
keperawatan, dan dapat bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari
perawat.
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz
Alimul Hidayat. 2004. Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
http://e-learning-keperawatan.blogspot.com/2008/12/teori-leininger.html
http://egithink.multiply.com/journal/item/5
http://egithink.multiply.com/journal/item/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar